Featured
- Get link
- X
- Other Apps
IMPLEMENTASI REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA
IMPLEMENTASI
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA
Nama :
Renyta Ella Oktavianita
NPM :
1625010006
Kelas :
Agroteknologi A
Haloo...
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh kali ini saya akan membahas Implementasi Revolusi Industri 4.0
khususnya di bidang Pertanian di Indonesia.
Era
revolusi industri 4.0 merupakan trend masa kini yang dikaitkan dengan
penggunaan teknologi mesin-mesin otomatis dan sebagainya. Revolusi industri ini
merambah ke sektor bisnis, pendidikan, dan politik tak kalah lagi di sektor
pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat dibutuhkan seluruh
umat manusia karena merupakan suatu kebutuhan yang wajib dipenuhi. Oleh karena
itu revolusi 4.0 di sektor pertanian sangat dibutuhkan untuk menunjang perkembangan
teknologi sektor pertanian.
Konsep
pengembangan pertanian yang banyak dikembangkan pada saat ini adalah konsep
pertanian cerdas, yang biasa juga disebut smart farming atau precision
agriculture. Konsep ini merujuk pada penerapan TIK pada bidang pertanian.
Tujuan utama penerapan terknologi tersebut adalah untuk melakukan optimasi
berupa peningkatan hasil (kualitas dan kuantitas) dan efisiensi penggunaan
sumber daya yang ada.
Revolusi
industri 4.0 dalam sektor agrikultur ternyata lebih dominan terjadi di Eropa.
Hal ini disebabkan oleh adanya bencana demografi, yaitu keadaan dimana jumlah
penduduk yang berusia produktif lebih sedikit dibanding penduduk yang berusia
non-produktif sehingga tenaga penduduk harus digantikan dengan teknologi.
Sedangkan di Indonesia sendiri, revolusi industri 4.0, terutama di sektor
pertanian belum begitu berhasil berkembang.
Ø Hal hal
penyebab revolusi industri 4.0 belum berhasil diterapkan di Indonesia
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Faktanya,
sebagian besar petani di Indonesia berusia lebih dari 40 tahun dan lebih dari
70 persen petani hanya berpendidikan setara SD bahkan di bawahnya. Pendidikan
formal yang rendah tersebut menyebabkan pengetahuan dalam pengolahan pertanian
tidak berkembang serta monoton. Petani hanya mengolah pertanian seperti
biasanya tanpa menciptakan inovasi-inovasi terbaru demi peningkatan hasil
pangan yang berlimpah. Begitu pula kendala lainnya dimana jika teknologi
tersebut di aplikasikan ke masyarakat khususnya petani maka tidak banyak petani
yang akan memakai dikarenakan kurangnya pengetahuan.
2. Kondisi Lahan Pertanian di Indonesia
Penyebaran
penduduk dan pembangunan di Indonesia belum sepenuhnya merata. Hal tersebut
dibuktikan dengan masih banyaknya “Lahan Tidur” atau lahan yang belum tergarap oleh
masyarakat di daerah-daerah pedalaman. Belum lagi kendala di wilayah yang
strategis justru digunakan dengan tidak semestinya yaitu penjualan tanah. Hal
ini yang menyebabkan sektor pertanian di Indonesia semakin tahun semakin
merosot. Selain itu, dampak akibat konversi lahan pertanian menjadi non
pertanian yang mencapai 150-200 ribu per tahun juga menyebabkan petani
kekurangan lahan untuk bercocok tanam.
3. Teknologi Belum Sepenuhnya Diterima Masyarakat
Teknologi
pertanian di Indonesia mulai masuk dikit demi sedikit. Sistem pengalihan
teknologi dari tradisional menjadi modern dalam pengelolaan pertanian belum
mampu diterima secara luas oleh para petani yang masih banyak memilih
menggunakan peralatan tradisional dibanding peralatan teknologi canggih. Selain
karena keterbatasan biaya, keterbatasan pengetahuan juga menjadi faktor yang
menghambat laju teknologi untuk merambah sektor pertanian secara luas.
Di
sinilah peran pemerintah sangat diperlukan untuk memberikan edukasi yang cukup
bagi para petani agar dapat memajukan sektor pertanian di era revolusi industri
4.0 ini. Beberapa hal yang dapat dilakukan mungkin berupa memberikan penyuluhan
besar-besaran dan melakukan demo penggunaan alat pertanian yang dilengkapi
dengan teknologi modern. Namun tidak hanya penyuluhan, namun di ikuti peran
pemerintah yang mendukung. Contohnya pemberian alat teknologi penanaman secara
mekanik yang didukung juga dengan bahan
bakarnya yang supsidi. Hal ini ditemukan di beberapa tempat di desa-desa,
dimana pemerintah selalu memberikan teknologi pertanian yang canggih namun
tidak didukung secara keseluruhan, hal ini berdampak kurangnya optimalisasi
penggunaan akat alat yang sudah diberikan.
Pentingnya Revolusi Industri 4.0 hadir di Indonesia untuk
meningkatkan swadaya dan daya saing. Setiap negara memiliki daya saing yang
kuat dengan dibuktikannya mengekspor produk. Untuk menghasilkan produk yang
memiliki kualitas dan kuantitas serta dapat memenuhi standart global maka
perlunya kualitas benih yang baik, lahan, serta perawatan yang sesuai SOP.
Salah satu mewujudkan itu semua adalah dengan adanya Indusrti 4.0. teknologi
tidak hanya dikerjakan oleh manusia namun sudah dilakukan mengguanakan remote.
Ø Contoh
Revolusi Industri yang bisa di terapkan di bidang Pertanian
1.
Smart Green House
Seperti yang kita ketahui bahwa green house
merupakan suatu tempat untuk budidaya pertanian yang bisa dikondisikan
lingkungannya. Semua aktifitas yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang
berada dalam cakupan smart green house ini diatur oleh internet yang
menggunakan sistem artificial Intellegence. Misalnya melakukan pengaturan
kelembapan, cahaya dan air dan hal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
tersebut agar lingkungan menjadi optimal dan memiliki kualitas yang terbaik.
Tidak hanya memiliki kualitas yang terbaik
namun smart green house ini mampu membuat sistem organik dimana tanah bisa di
gunakan sesuai keinginan dengan standart organik. Sistem organik mampu
mengurangi residu penggunaan pestisida kimia terhadap tumbuhan yang akan di
konsumsi. Survey pertanian di jepang bahwa terlalu banyak menggunakan atau
mengkonsumsi residu kimia maka berakibatkan kesehatan manusia dan dapat memicu
sel kanker.
2.
Smart Irrigation System
Sistem irigasi memudahkan petani dalam
suplai air pada tanaman, penerimaan air yang optimal maka berakibat baik
terhadap tanaman. Tanaman akan berkerja dengan
optimal sehingga dapat pengaruh terehadap hasil panen. Irigasi bawah
tanah yang dimanfaatkan untuk tanah kering dengan sistem kerja mengatur
kelembapan tanah sehingga tanah tidak gersang dan dapat menjadi lembab sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Selain melembabkan tanah air sangat berpengaruh
terhadap penyerapan nutrisi lewat akar, kurangnya air dapat menyebabkan stress
terhadap tanaman yang membuat tanaman tidak tumbuh optimal.
3.
Automatic Tractor
Teknologi semakin hari semakin berkembang engan cepat,
sebuah teknologi pertanian dimana petani hanya mengontrol traktor dengan
menggunakan remote, bahkan bisa di kontrol dari rumah.
Selain itu untuk menunjukkan keseriusan pemerintah dalam
menghadapi Revolusi Industri 4.0, pemerintah juga menerapkan
kebijakan-kebijakan yang Pro terhadap petani. Upaya yang dilakukan selain
banyaknya program studi pertanian di universitas yang tersebar di Indonesi. Upaya
pemerintah juga mempersiapkan SDM yang berkualitas demi mempersiapkan Revolusi
Industri 4.0 adalah terbentuknya politeknik Pembangunan Pertanian POLBANGTAN di
bawah naungan Kementrian Pertanian yang
tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Ciri nyata mulainya kemajuan
Pertanian Indonesia kini mulai mengekspor hasil pertanian, seperti nanas
lampung yang sudah tumbuh di pasar spanyol dan China, Lada biji yang di ekspor
ke Malaysia dan Vietnam, dan lida mertua yang tembus ekspor ke Korea dan
Singapura.(Sumber: Artikel "Revolusi Industri 4.0 sektor pertanian" 2018)
Selain capaian
pemerintah dalam mencapai penerapan Revolusi Industri 4.0 masi dalam proses. Di
sisi lain tantangan yang harus dihadapi, diantaranya:
1. Perbaiki Infrastrukturtur
Menerapkan Internet of Thing (loT) memerlukan akses
internet yang baik, sementara itu pemerataan akses Internet di Indonesia masih
sangat kurang tercakup dengan baik. Contoh di daerah Bengkulu dimana akses
jaringan 4G sering tidak lancar sedangkan dalam menjalankan Revolusi Industri
4.0 butuh dorongan Internet yang cukup baik. Selain itu akses jalan menuju
perkebunan masih belum diperbaiki hal ini yang membuat ketidakseimbangan.
2. Pengetahuan Internet
Internet berkembang di era era milenial saat ini,
sedangkan orang jalan dahulu masih belum mengenal. Hal ini yang menjadikan
suatu tantangan karena perlunya edukasi berupa penyuluhan yang rutin khususnya
kepada petani yang akan menjalankan Revolusi Industri 4.0 ini. Tidak hanya
Internet namum pengaplikasian alat modern gencar di paparkan guna menuju
pertanian yang unggul dan maju.
3. Perlunya biaya
Alat yang digunakan merupakan alat yang canggih dan tidak
murah harganya. Revolusi Industri sudah mulai berjalan di wilayah kota besar. Namun
belum di daerah daerah yang petaninya masih menggunakan alat tradisional. Hal ini
karena mahalnya alat-alat yang akan dibeli. Contoh drone penyiraman tanaman
yang sangat mahal harga sewa yang mencapai 170 juta.
4. Mindset Petani
Mengubah mindset petani agar berubah ke teknologi tradisional
ke modern. Sebagian besar petani masih menggunakan alat tradisional yang kurang
efisien waktu dan biaya. Namun dengan revolusi Industri hadir akan memudahkan
pekerjaan petani.
Kesimpulan
Revolusi industri 4.0 gencar dilakukan,
namun peran dari masyarakat dan pemerintah haruslah balance dan searah demi
terwujudnya pertanian yang unggul dan maju. Persiapan juga dilakukan dengan
terbentuknya POLIBANGTAN dibawah naungan Kementrian Pertanian yang bertujuan
untuk mengeksiskan Pertanian khususnya dalam Revolusi Industri ini. Upaya sudah
dilakukan dengan mulainya ekspor hasil pertanian ke luar negri hal ini yang
menjadikan semangat bahwa produk Indonesia juga tidak kalah saing. Implementasi
yang dilakukan dalam Revolusi Industri sudah mulai tersebar namun ada beberapa
hambatan dan kendala di Indonesia.
- Get link
- X
- Other Apps
Popular Posts
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) MONITORING SISTEM PENGENDALIAN SUHU DAN SALURAN IRIGASI HYDROPONIK PADA GREENHOUSE BERBASIS WEB
- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment